
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta – Jawa Barat (Jabar) mulai melakukan pembangunan jalan layang Kopo, sejak 13 November 2020 sampai 2 September 2022.
Jalan layang ini melintasi persimpangan Kopo dan Cibaduyut, sepanjang 1,7 kilometer.
“Rencananya, pembangunan akan memakan waktu 659 hari kalender. Ini sebagai program strategis, khususnya di kota metropolitan seperti Kota Bandung,” kata Kepala Balai BBPJN DKI Jakarta – Jabar, Hari Suko Setiono dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Baca juga :
- Jelang Piala Dunia U-20, renovasi Si Jalak Harupat capai 80%
- Ini tujuh stadion untuk latihan Kejuaraan Piala Dunia U-20, Sidolig salah…
Untuk pembebasan lahan pembangunan, kata Hari telah mencapai 95%, sementara 5% persen sisanya masih dalam proses pembebasan.
Dana yang disiapkan untuk pembangunan flyover Kopo ini mencapai Rp262,2 miliar, berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sementara khusus untuk pembebasan lahan, dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemokot) Bandung. Dengan komposisi 80% dari Pemprov Jabar dan 20% dari Pemkot Bandung.
Sekilas flyover Kopo
Flyover Kopo rencanya akan dibangun dengan komposisi, jembatan sepanjang 1,30 kilometer dan frontage (jalur cepat dan jalur lambat) sepanjang 0,40 km
Flyover kopo dibangun menggunakan pondasi borepile berdiameter 1,2 meter dengan panjang 24 – 25 meter. Tiang pancang spun pile berdiameter 0,5 meter dan panjang 17-18 meter.
Sementara struktur jembatan memakai teknik single pier dengan jarak antar pier 45,5 dan 50 meter, menggunakan balok PCI girder 45,5 meter.
Wali Kota Bandung Oded M Danial bilang pembangunan flyover Kopo ini, menjadi salah satu solusi dalam mengurangi kemacetan.
Baca juga:
- Bekas gudang kopi zaman Belanda kini jadi Balai Kota Bandung
- Ketika Belanda, Jepang dan Indonesia “rebutan” Rumah Sakit Ranca Badak
- Kisah di balik patung badak putih penunggu Balai Kota Bandung
“Flyover ini akan mampu mengatasi kemacetan,” terang Mang Oded.
Mang Oded pun berharap pembangunan flyover ini, dapat memudahkan akses antar wilayah dari dalam kota maupun luar kota.
“Mudah-mudahan mampu menghubungkan antar wilayah secara terintegrasi,” ujar Mang Oded. (Yatni Setianingsih/Simmanews)
Baca juga:
- Buku “Di Muara Tagus”, puisi dari Awiligar sampai kolonialisme Portugal
- Perpustakaan Noong, rumah buku kebanggaan warga Katapang
- “Jejak Jejak Bandung”, tahukah Lapangan Tegallega pernah jadi tempat balap kuda?
- Singa, nanas dan ikan nila jadi motif khas batik
- Jauh sebelum Covid, Priangan pernah jadi pusat penularan wabah sampar